
Portalindonesia.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini merilis prakiraan cuaca untuk periode 10 hingga 11 Februari 2025 yang menunjukkan adanya potensi hujan lebat dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini perlu diwaspadai oleh masyarakat, terutama bagi mereka yang berada di daerah yang diperkirakan akan terdampak. Cuaca ekstrem yang terjadi pada dua hari tersebut bisa membawa dampak signifikan seperti banjir, pohon tumbang, dan gangguan transportasi.
1. Hujan Lebat dan Angin Kencang: Waspadai Dampaknya
Menurut BMKG, hujan lebat yang disertai angin kencang akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia akibat pertemuan massa udara dan fenomena atmosfer yang sedang berlangsung. Kondisi ini dipicu oleh adanya sirkulasi udara yang terbentuk di sekitar wilayah tersebut, yang mempercepat proses pembentukan awan hujan yang sangat intens.
Selain hujan deras, angin kencang yang menyertainya berpotensi menyebabkan kerusakan seperti tumbangnya pohon, merusak atap rumah, serta mengganggu perjalanan udara dan laut. Oleh karena itu, BMKG menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi cuaca ekstrem pada dua hari tersebut.
2. Wilayah yang Berpotensi Mengalami Hujan Lebat dan Angin Kencang
Dalam prakiraan cuaca ini, BMKG mengidentifikasi beberapa wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat disertai angin kencang pada 10-11 Februari 2025. Beberapa daerah yang diperkirakan akan terdampak meliputi:
- Sumatra: Beberapa bagian dari Sumatra, termasuk Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, diperkirakan akan mengalami hujan lebat disertai angin kencang. Daerah-daerah ini sering kali menjadi wilayah rawan banjir, dan intensitas hujan yang tinggi bisa memperburuk kondisi tersebut.
- Jawa Barat dan Jawa Tengah: Wilayah ini juga diprediksi akan terdampak hujan lebat. Jakarta dan sekitarnya termasuk dalam daerah yang harus mewaspadai dampak cuaca ekstrem ini, terutama yang berkaitan dengan banjir dan genangan air di beberapa ruas jalan.
- Sulawesi: Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah termasuk dalam zona yang berisiko mengalami hujan lebat serta angin kencang. Dampaknya, selain mengganggu aktivitas harian, juga bisa berisiko terhadap sektor pertanian dan infrastruktur.
- Kalimantan: Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur juga diperkirakan akan menghadapi hujan lebat disertai angin kencang yang bisa mengganggu mobilitas transportasi serta berdampak pada aktivitas nelayan.
BMKG mengingatkan bahwa cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang terjadi dalam waktu singkat bisa memicu terjadinya banjir bandang di beberapa daerah yang memiliki sistem drainase yang buruk.
3. Persiapan Menghadapi Cuaca Ekstrem
Untuk mengurangi dampak negatif dari cuaca ekstrem ini, BMKG menyarankan agar masyarakat melakukan beberapa tindakan pencegahan. Berikut beberapa tips yang bisa diikuti untuk menghadapi hujan lebat dan angin kencang:
- Periksa Kondisi Rumah dan Sekitar: Pastikan tidak ada barang-barang yang bisa terbang akibat angin kencang. Periksa juga atap rumah dan pastikan saluran air atau drainase tidak tersumbat agar air hujan tidak menggenang.
- Persiapkan Peralatan Darurat: Jika tinggal di daerah rawan banjir, pastikan untuk menyiapkan peralatan darurat seperti senter, radio, makanan dan air cadangan, serta pakaian yang mudah dibawa.
- Hindari Berkendara di Daerah Rawat Banjir: Hindari berkendara di daerah yang diperkirakan akan tergenang air. Hujan lebat dapat menyebabkan jalanan menjadi licin dan banjir tiba-tiba.
- Pantau Informasi Cuaca Terbaru: Ikuti update cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG dan otoritas terkait, sehingga Anda selalu mendapatkan informasi terbaru mengenai peringatan cuaca ekstrem.
4. Kesimpulan
Prakiraan cuaca dari BMKG untuk 10 hingga 11 Februari 2025 menunjukkan potensi hujan lebat disertai angin kencang di sejumlah wilayah Indonesia. Masyarakat di daerah yang diperkirakan akan terdampak perlu waspada dan mempersiapkan diri untuk menghadapi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari serta memicu bencana alam. Selalu periksa informasi cuaca dari BMKG dan lakukan tindakan preventif untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan.